SISTEM PENDIDIKAN DAN UN INDONESIA.
SUDAH SEMPURNAKAH?
Oleh : Rani Hidayati
Pekanbaru, (23/04), Pendidikan
merupakan salah salah satu modal untuk mendapatkan lapangan pekerjaan dengan
mudah. Meskipun dewasa ini dengan pendidikan dua belas tahun tak menmutup
kemungkinan masih dikeluhkan dengan sulitnya menemukan lapangan pekerjaan. Pendidikan
merupakan hal yang paling sering diperbincangan dari tahun ke tahun terutama di
Indonesia.
Indonesia
merupakan salah satu Negara denngan mutu pendidikan yang masih terbilang rendah
dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya. Bahkan, pada tataran negara tetangga ataupun
cakupan ASEAN, kualitas SDM di Indonesia masih dikatakan rendah. Hal ini
disebabkan oleh sistem pendidikan di Indonesia masih belem tertata dan
terlaksana secara maksimal. Di era globalisasi seperti ini, pendidikan di
Indonesia yang masih belum terlaksana secara maksimal tidak dapat di abaikan
lagi. Pendidikan di Indonesia harus segera di tata agar SDM di Indonesia
memiliki tingkat keunggulan, dan dapat bersaingan dengan peemroleh pendidikan
dari negara lain.
Memperbaiki
pendidikan di Indonesia, tentu harus memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia
pula. Karena, tercapainya pendidikan yang baik, tentu merupakan hasil dari
sistem yang terlaksana dengan maksimal. Sistem pendidikan yang baik itu, yakni
sistem pendidikan yang selalu mengikuti perkembangan keadaan seiring dengan
perkembangan zaman.
Sistem
pendidikan yang diterapkan di Indonesia tidak hanyak satu. Melainkan ada
bermacam-macam sistem pendidikan. Namun, belum ada sistem pendidikan yang
terlaksana secara sempurna. Sistem pendidikan di Indonesia selalu mengalami
perubahan dan selalu menjadi suatu hal yang bisa disebut mengacaukan sistem
pendidikan dikarenakan guru-guru harus mengulang untuk memahami sistem yang
baru.
Pada
era modernisasi seperti saat ini, tentu segala hal yang digunakan dan yang
ditunjang yaitu berhubungan dengan teknologi. Segala sesuatu di duia pendidikan
pada saat ini selalu di sangkut pautkan dengan teknologi. Baik dalam bealajar,
mengerjakan tugas, hingga dalam ujian nasional. Sebagai hal yang baru, tentu
ujian nasional yang kini telah dilaksanakan dengan menggunakan metode CBT
(Computer Based Test) menjadi suatu momok yangn kian menakutkan bagi para
peserta didik yang akan menghadapinya. Tak hanya bagi peserta didik, beban itu
juga dirasakan oleh para guru-guru atau tenaga kependidikan yang memiliki
sekolah dengan fasilitas yang minim. Tak hanya itu, pemerintah pelaksana ujian
dengan dengan metode tersebut menghimbau pelaksanaan UNCBT ini hanya bagi sekolah-sekolah
yang siap melaksanakan ujian tersebut. Baik dari segi fasilitas maupun
kualitas. Masyarakat maupun pihak sekolah tentu merasa kontra, dikarenakan
mereka merasa tidak memperoleh dukungan oleh pemerintah terhadap kesiapan
sekolah.
Bagi
pihak yang pro, tentu ini merupakan suatu hal yang menguntungkan terutama bagi
pihak penyelenggara. Hal ini tentu dapat menghemat anggaran, serta memperkecil
kemungkinan kebocoran kertas.