Selamat Datang Di Blog Rani ^^

Rabu, 25 April 2018

MADIHIN SASTRA LISAN EKSODUS DI TEMPULING


MADIHIN SASTRA LISAN EKSODUS DI TEMPULING
Oleh : Rani Hidayati

Pekanbaru, (17/04) Tempuling merupakan salah satu kecamatan yang ada di Indragiri Hilir yang masyarakatnya lebih di dominasi suku eksodus yaitu suku banjar. Namun, suku banjar yang ada di Indragiri Hilir khususnya di kecamatan Tempuling sudah tidak seasli banjar yang ada di Kalimantan Selatan, karena telah di pengaruhi oleh suku Melayu yakni suku asli Riau. Maka, suku Banjar yang terdapat di kecamatan Tempuling lebih dikenal dengan suku Melayu Banjar. Oleh karena itu, selain makanan dan orang-orang yang lebih mendominasi di kecamatan tersebut, adat serta kebudayaanpun sangat mendominasi di kecamatan Tempuling. Seperti adat pernikahan yang ada di kecamatan Tempuling. Upacara pernikahan di kecamatan Tempuling memiliki perpaduan antara adat Melayu dan Banjar.
Dalam upacara pernikahan yang ada di kecamatan Tempuling, pencak silat atau silat seni yang biasanya dilakukan pada pernikahan adat melayu juga dimasukkan dalam rangkaian upacara pernikahan di kecamatan Tempuling. Selanjutya, pada malam harinya biasanya akan diadakan acara bemadihin atau madihin. Inilah salah satu kesenian sastra lisan yang dibawa oleh suku Banjar ke ranah Melayu.
Madihin merupakan suatu puisi rakyat yang  berisikan nasihat-nasihat atau petuah-petuah yang disampaikan oleh pemadihin dengan menggunakan bahasa Banjar. Biasanya, pemadihin membawakan madihin di acara-acara tertentu, seperti acara khitanan, pernikahan, serta hari-hari besar lainnya. Tergantung permintaan pemilik acara. Termasuk pada upacara pernikahan.
Pada upacara pernikahan, madihin biasanya dibawakan pada malam hari sebagai hiburan malam. Biasanya, madihin dibawakan oleh 1 sampai 2 orang. Pemadihin yang berjumlah 2 orang biasanya saling bersahut-sahutan dalam menyanyikannya. Biasanya, madihin dalam rangkaian upacara pernikahan dibawakan oleh orang tua yang sudah berpengalaman. Karena, madihin dalam upacara pernikahan dinyanyikan dengan kata-kata yang sedikit vulgar sebagai hiburan orang-orang tua untuk bahan candaan kepada sang pengantin baru, meskipun kata-kata tersebut disampaikan dengan menggunakan istilah. Meskipun demikian, madihin secara umum berisikan nasihat-nasihat serta petuah-petuah orang tua kepada sang pengantin baru sebagai bekal untuk menjalankan kehidupan yang baru.
Madihin dalam upacara pernikahan, biasanya dilaksanakan pada malam hari, sekitar 1-2 jam. Puisi berlagu ini biasanya diiringi alat musik seperti gandang. Salah satu rangkaian upacara pernikahan ini, merupakan acara yang paling di tunggu-tunggu oleh masyarakat, karena salah satu sastra lisan ini sudah sangat jarang diadakan pada era modern ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar